Pesona Keberagaman dan Rasa Wisata Kuliner Pasar Semawis, Semarang
Pasar Semawis, Kota Semarang Dokumentasi Pribadi |
Pada tahun 2016 hingga 2017, masalah keberagaman, keagamaan , dan toleransi di Indonesia seakan muncul tak habis-habis . Ditambah lagi, di jaman serba digital pun, tali persaudaraan juga semakin rentan dengan kemajuan teknologi, khususnya internet. Akses internet telah membuat seseorang begitu mudah membagikan berita-berita meresahkan dan saling menyerang. Hal ini juga membawa kita pada kebingungan akan keberadaan nilai toleransi yang pernah diajarkan. Dan apabila kita tidak menyadari kondisi ini, maka mungkin saja nilai Indonesia ini akan terlupakan. Nilai tentang Indonesia sebagai negara yang tidak mengkotak-kotakan karena untuk kotak-kotak cukup baju kemeja saja.
Bagiku, masalah keberagaman di Indonesia memberikan kerentanan tersendiri, khususnya diriku sebagai suku minoritas. Padahal apalah arti minoritas atau mayoritas, jika kehadiran kita itu sama. Sama-sama ingin membahagiakan Dia. Dia yang setia namun terkadang kita menyia-nyiakan pemberiannya. Siapa lagi kalau bukan Indonesia. Azekkk. >.<
Dan apabila aku diberikan kesempatan untuk menunjukkan keseriusanku padaNya ( baca: Indonesia ) ku ingin sekali untuk mengajak beberapa orang sekitarku untuk mengenal lebih jauh sosok Dia ( baca: Indonesia ). Mengenal Dia dengan sudut yang berbeda. Sudut yang tidak hanya berasal dari ibukota. Sudut dengan kasih keberagaman atas satu kotak, republik Indonesia. Lebih Azekk >.< HAHA
Dengan tujuan untuk menunjukkan sebuah keberagaman dari sudut yang berbeda, ternyata telah memberikanku ide tentang sudut sederhana yang dapat dinikmati rakyat Indonesia. Sebuah sudut yang pasti dikunjungi saat perut lapar dan dahaga terasa haus. Wisata kulinerlah jawabannya. Informasi wisata kuliner Indonesia pun akan menjadi sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat berpergian. Dan bagiku, tempat kuliner akan menjadi sarana informasi yang efektif dan sebuah kesempatan yang baik, untuk membawa berita keberagaman Indonesia secara luas walau hanya dari piring dan gelas. Mantap!
Memberitakan informasi tempat wisata kuliner akan menjadi hal yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat. Lebih menarik lagi, apabila kita memadukan informasi tempat wisata kuliner dengan nilai toleransi di dalamnya. Hal ini tentu akan menjadi wisata kuliner penuh makna dan rasa khas Indonesia. Oleh karena itu, melalui pengalaman jalan-jalan cantikku ( baca: perginya sama mamaku yang cantik ) di Kota Semarang, maka ijinkan diriku mengenalkan salah satu keindahan Dia ( Baca: Indonesia ) . Indahnya Dia di Kota Semarang.
Harmoni Pasar Semawis
Harmoni Pasar Semawis Dokumentasi Pribadi |
Siapa sangka ternyata pesona keberagaman wisata kuliner Indonesia dapat terasa dari sebuah pasar yang cenderung sederhana, yakni Pasar Semawis. Pasar Semawis adalah pasar malam kota Semarang yang menjadi destinasi kuliner wisatawan yang berlokasi di sepanjang jalan Gang Warung, Pecinan – Semarang. Jadwal buka Pasar Semawis adalah Jumat, Sabtu, dan Minggu malam kira-kira pukul 7 hingga 10 malam. Waktu yang cocok bagi kalian untuk bersantap malam bersama dia ( nama disamarkan takut ditikung teman). Namun, untuk versi santap makan malamku, aku sih tetap setia sama mamaku yang cantik. Setia karena kesetiaan beliau sudah teruji lebih dari 20 tahun merawatku. Eaa. Pokoknya Lup Mama banget deh.
Oh ya, jika kalian cermati kata “pecinan” dalam lokasi Pasar Semawis, kata tersebut berasal dari bahasa Jawa , yang berarti suatu wilayah (baca: tempat tinggal) yang mayoritas penghuninya adalah warga Tionghoa. Wah Tionghoa ya? Gimana ni pembaca? Hehe. Tetapi, tenang guys, jelas kukatakan, bahwa ini adalah tentang pesona keberagaman dan rasa yang terjadi di meja makan, bukan tentang keributan atau tawuran pakai alat makan ( baca : Sutil imut dan wajan pelindung hati ) Hehe..
Dari sekilas info tentang Pasar Semawis, kalian mungkin berpikir kawasan Pasar Semawis menjadi kawasan yang dipenuhi oleh aktivitas intoleransi karena dihuni oleh etnis khusus. Namun pada nyatanya, pedagang di sana sangatlah beragam dan tidak melihat latar belakang agama ataupun etnis. Pedagang tersebut bersama-sama berbagi semangat yang membuat kawasan ini semakin ramai pengunjung. Buatku, tidak hanya semangat yang tersebar dengan baik, melainkan ada suasana harmonis yang menunjukkan rasa toleransi. Rasa toleransi yang begitu jelas, terasa khas, dan tidak membuat hati panas. Yes! I like the rhythm " As " Haha.
Oh ya, jika kalian cermati kata “pecinan” dalam lokasi Pasar Semawis, kata tersebut berasal dari bahasa Jawa , yang berarti suatu wilayah (baca: tempat tinggal) yang mayoritas penghuninya adalah warga Tionghoa. Wah Tionghoa ya? Gimana ni pembaca? Hehe. Tetapi, tenang guys, jelas kukatakan, bahwa ini adalah tentang pesona keberagaman dan rasa yang terjadi di meja makan, bukan tentang keributan atau tawuran pakai alat makan ( baca : Sutil imut dan wajan pelindung hati ) Hehe..
Dari sekilas info tentang Pasar Semawis, kalian mungkin berpikir kawasan Pasar Semawis menjadi kawasan yang dipenuhi oleh aktivitas intoleransi karena dihuni oleh etnis khusus. Namun pada nyatanya, pedagang di sana sangatlah beragam dan tidak melihat latar belakang agama ataupun etnis. Pedagang tersebut bersama-sama berbagi semangat yang membuat kawasan ini semakin ramai pengunjung. Buatku, tidak hanya semangat yang tersebar dengan baik, melainkan ada suasana harmonis yang menunjukkan rasa toleransi. Rasa toleransi yang begitu jelas, terasa khas, dan tidak membuat hati panas. Yes! I like the rhythm " As " Haha.
Suasana
Pasar Semawis selalu ditemani dengan warga tionghoa yang memiliki kesukaan berkaraoke
dengan lagu bahasa mandarin, dari mulai judul Tien Mi Mi hingga Tong hua (
Fairy Tale ) , yang menjadi khasnya pecinan.Tidak sedikit pula, wisatawan yang ikut bernyanyi dan langsung lebur bersama menyanyikan lagu yang kutaktau artinya. Yang aku tau hanya, dengan hadirnya mereka yang bernyanyi, maka jalanan menjadi tidak sepi. Cukup hatiku saja yang sepi tanpa suara dia. Hikss.Baper mode on. T.T
Bagi kalian yang tidak menyukai lagu mandarin mungkin akan berpikir, bahwa ini mengganggu namun tidak untuk kawasan ini. Nada-nada yang dilantunkan oleh warga tionghoa, ternyata menjadi daya tarik khusus untuk para pengunjung karena lagu tersebut menemani momen makan malam mereka. Di sisi lain, di setiap ujung jalan masuk gang Pasar Semawis juga terdapat beberapa murid SMA dan mahasiswa Kristiani yang menyumbang suara melalui lagu-lagu rohani mereka. Entah bagaimana aku mendeskripsikan suasana namun jujur aku senang dapat menyaksikan keberagaman Indonesia dari meja makanku.
Barangkali rasa penasaran dalam dirimu akan muncul untuk membuktikan tempat kuliner ini. Bermodalkan keberagaman di wisata kuliner menghadirkan pesona yang tidak sederhana. Pesona keberagaman yang ingin dikirimkan ke seluruh tempat wisata kuliner Indonesia. Sebuah pesan tentang makna Harmonis yang mampu memberikan suasana yang jauh lebih hidup, lebih indah, dan yang paling penting adalah tempat ini nyata adanya.
Kreatif Pasar Semawis
Soto Semarang Dokumentasi Pribadi |
Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Semarang tahun 2010 tentang “Analisis Potensi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Di Wilayah Kota Semarang Dalam Pengembangan Industri Kreatif” menjelaskan, bahwa Pasar Semawis memiliki potensi budaya, sosial dan ekonomi yang kuat untuk dikembangkan di Kota Semarang. Selain itu, Pasar Semawis juga termasuk dalam pasar kreatif Kota Semarang karena adanya atraksi Barongsai, kuliner, pasar barang seni untuk menarik wisatawan. Lebih lagi, dalam penelurusanku di www.tionghoa.org , ternyata pasar dengan konsep kreatif ini hanya terdapat 4 di Pulau Jawa, antara lain Pecinan Jakarta, Pecinan Bandung, Pecinan Magelang dan tentunya Pecinan Semarang.
Kuliner yang ditawarkan di Pasar Semawis sangat beragam dari makanan lokal hingga jajanan luar negeri. Makanan yang ditawarkan, seperti soto semarang, gudeg jogja, sate ayam, nasi hainam, salad buah, donat spanyol, dan beberapa jajanan luar negeri. Barangkali kamu dapat membayangkan tempat ini, seperti kantin sekolah yang penuh dengan makanan yang sangat pas disantap pada saat jam istirahat. Terlebih disantap bersama dengan gebetan SMA yang sekarang sudah dirawat orang lain .Baper kedua Mode on T.T
Makanan yang sempat kubeli di Pasar Semawis kurang lebih empat jenis makanan yakni, sate taiwan street, soto semarang, spanish donuts dan minuman bir pletok .Makanan-makanan ini pun tergolong cukup cocok dengan dompet wisatawan . Untuk soto semarang seharga Rp15.000,00 , spanish donuts Rp10.000,00, sate taiwan street Rp20.000,00 dan bir pletok Rp 5.000,00.
Dari semua makanan yang kusantap ada yang sangat menarik perhatianku yaitu soto semarang ( gambar terlampir, Hati-hati pengen ) . Cara penyajian soto ini sangat berbeda dengan soto yang umumnya kunikmati di Kota Jakarta. Perbedaannya adalah nasi yang langsung dicampur dengan soto tanpa kita minta. Sesederhana mencampur namun ini cukup memberikan pengalaman baru untukku. Pada saat makan, Aku memang tidak sempat bertanya langsung tentang hal tersebut, jadi bagi kalian yang sempat ke sana coba tanya ke bapak penjual ya :) Jangan lupa share juga ke sini..hehe
Dari petualanganku jajan di Pasar Semawis harus kuakui, bahwa kreativitas merekalah yang menjadi modal untuk berani mengambil keputusan untuk menjual suatu makanan. Berbagai cara dilakukan untuk dapat menarik pelanggan dari mulai keunikan nama, kelezatan rasa, hingga minuman yang memberikan sejuk pada dahaga. Melalui pengalaman wisata kuliner Pasar Semawis, telah mengajarkanku sebuah rasa hangat yang tidak terbatas pada piring dan gelas. Hadirnya suasana penuh keberagaman yang tidak mengkotak-kotakan telah menghadirkan kehangatan yang dalam untuk dirasakan.
Penutup
Waktu yang singkat rasanya memang tidak cukup untuk mempelajari lebih dalam, tentang satu paket wisata keberagaman dan kuliner Semarang di Pasar Semawis. Kubayangkan masa depan Indonesia melalui portrait kecil Pasar Semawis di Kota Semarang. Masa depan yang membawa harmonis dan kreatif yang dapat menaikkan daya tarik wisatawan, baik dalam negeri maupun wisatawan asing. Harmonis untuk membuat wisatawan kagum akan sifat saling menghargai sesama. Kreatif yang menghadirkan hal-hal baru untuk para pengunjungnya. Mimpiku sesederhana,
Jika Pasar Semawis bisa menjadi contoh nyata adanya nilai harmonis dan kreatif, maka kuharap tangan kita juga berani bergerak untuk mempromosikan tempat dengan nilai serupa.
Oh ya, biar afdol, berikut aku berikan informasi lokasi Pasar Semawis ke kalian ya.
Salam Pariwisata
Referensi:
Artiningsih, Setiadi, R., & Mayangsasri, D. (2010). Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat di Wilayah Kota Semarang Dalam Pengembangan Industri Kreatif. Bappeda Semarang Kota Riptek Vol.4, No.II, 11-19.
Zhang, Y. (2014, September). Komunitas Masyarakat Tionghoa. Retrieved from http://www.tionghoa.org/
Komentar
Posting Komentar