Meja Belajar Ipan

Pada tanggal 5 Juni 2015 sangat tidak biasa sekali karena saya bangun kesiangan akibat tidur larut pagi. Dengan gerakan gesit, cepat, dan tentunya tetap keren, saya langsung menyalakan motor saya. “Bremmmmmmmm Bremmmm Brem.......” itulah suara motor Supra X dengan cc 125 milik saya siap untuk saya kendarai ke kampus. Jarak kampus yang sangat dekat membuat saya selalu terbiasa berangkat dari kos 15 menit sebelum kelas dimulai. Namun, pada saat di perjalanan saya melupakan hal terpenting yang harus dibawa oleh pengendara sepeda motor untuk melindungi kepala dari benturan bila terjadi kecelakaan. Namun akibat sifat malas saya dan cuek , saya melupakan mengenakan helm karena hari tersebut masih sekitar pukul tujuh pagi dan pasti tidak ada polisi. Di perjalanan hal yang tidak terduga pun terjadi pada saat saya memberhentikan motor saya untuk menunggu menyebrang perempatan. Di situlah saya mulai merasa ada yang menghampiri motor saya. Yakkk benar! Seorang polisi paruh baya menghamp

Beberapa hari ini saya mendapatkan pertanyaan dari temen tentang kegiatan sosial.. Pertanyaannya adalah “ Kok mau sih ikut dalam kegiatan aksi sosial ?? Bukannya itu hal yang melelahkan ya?? dan Kok bisa sih semangat untuk kontribusi dan berbagi kepada lingkungan sekitar ??”. Terkait pertanyaan-pertanyaan itu, saya akan ingin  menjawabnya  melalui pengalaman saya mengikuti sebuah forum kepemudaan yang diadakan oleh Gerakan Mari Berbagi. Gerakan Mari berbagi itu sendiri adalah gerakan moral yang mengajak dan mendorong pemuda untuk tidak mengeluh akan suatu masalah namun berani mengambil peran untuk memecahkan masalah yang ada lingkungan kita. gmb.org Forum kepemudaan yang diadakan oleh GMB pun dapat saya katakan forum yang secara keseluruhan sangat berbeda dengan forum kepemudaan yang lainnya. Bila pada umumnya dalam  forum kepemudaan  memiliki kegiatan inti berupa berdiskusi dan seminar di dalam ruangan dengan tujuan untuk menambah wawasan peserta maka GMB hadir be

                   Prinsip hidup tentang  “Kita  hidup  hanya sekali dan  hiduplah pada sesuatu yang ingin kamu ingat” telah membawa saya ke tempat yang telah mengubah cara saya melihat dunia. Belajar di Kampung Inggris dan pendakian Gunung Mahameru merupakan proses turning point saya dalam merasakan apa arti hidup yang sebenarnya. Pada dasarnya proses ini dimulai saat kegelisahan  saya akan pentingnya kemampuan berbahasa inggris di dunia global dan rasa penasaran saya tentang hal-hal baru yang tidak dapat terbendung lagi. Bermodalkan internet dan berita dari teman saya akan tempat belajar bahasa inggris yang bagus telah membawa saya ke tempat yang bernama Kampung Inggris.                  Kampung Inggris adalah sebuah julukan untuk tempat di Pare, Kediri yang memiliki lebih dari 50 lembaga kursus bahasa inggris dan lebih hebatnya ternyata tidak hanya bahasa inggris melainkan juga ada kursus bahasa Arab, Jepang, Mandarin, Korea, dan Prancis. Tempat ini juga merupakan tempat pe